Tokoh Nasional Frans Seda dan Nilai Teladannya

Franciscus Xaverius Seda atau sering dikenal Frans Seda merupakan seorang tokoh gereja sekaligus politikus yang membawa peran penting bagi kemerdekaan Indonesia. Ia lahir pada 4 Oktober 1926 di Flores, Nusa Tenggara Timur. Sejak kecil, ia berfokus penuh pada pendidikan, politik, dan pembangunan bangsa. Ia termasuk tokoh yang menjaga semangat kebangsaan lewat jalur non-militer, ia mengkontribusikan semangatnya melalui kiprahnya di bidang organisasi, politik, dan ekonomi. Salah satu perjuangan non militernya terlihat ketika ia masih menjadi seorang mahasiswa.
Frans Seda masih berstatus sebagai seorang mahasiswa ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1945. Ia merupakan anggota aktif dalam organisasi pemuda Katolik. Organisasi ini menjadi wadah perjuangan bagi kaum muda Katolik untuk ikut serta dalam mendukung Republik Indonesia yang baru saja berdiri. Frans Seda membantu posisi komunitas Katolik agar komunitas Katolik dapat dirangkul dalam perjuangan bangsa. Frans Seda tidak membantu Indonesia dalam angkat senjata, namun perjuangannya berupa ide dan organisasi. Ia ikut menyebarkan semangat kebangsaan kepada mahasiswa lain, membangun solidaritas antar-kelompok, serta menanamkan nilai bahwa semua golongan berhak ikut serta membangun Indonesia yang merdeka. Semangat kebangsaannya terus berlanjut ketika Indonesia telah mencapai masa kemerdekaannya.
Frans Seda mulai terjun ke dunia politik setelah Indonesia merdeka. Ia bergabung dan berpartisipasi aktif di Partai Katolik masa itu. Dari situlah kiprahnya makin dikenal. Ia kemudian terpilih menjadi anggota DPR dan ikut serta menyuarakan aspirasi rakyat di parlemen. Frans Seda dipercaya oleh Presiden Soeharto pada masa pemerintahan orde baru untuk menduduki jabatan penting di pemerintahan. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Perkebunan (1966–1968) dan Menteri Perhubungan (1968–1973). Selama jabatannya, ia turut membantu memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia yang saat itu sedang sulit. Ia juga berjasa dalam pembangunan sarana transportasi yang sangat penting untuk kelancaran pembangunan nasional. Frans Seda dikenal sebagai tokoh yang mampu menjembatani komunikasi antara berbagai golongan, baik nasionalis, agama, maupun militer. Sifat moderat dan terbukanya membuat banyak pihak menghormatinya. Ia percaya bahwa Indonesia hanya bisa maju jika semua kelompok bersatu, tanpa membeda-bedakan agama maupun latar belakang. Keyakinan tersebut masih ia pegang meskipun ia sudah tidak menduduki kursi menteri lagi, terutama di masa reformasi yang penuh dengan konflik dan tantangan.
Frans Seda tidak lagi duduk di kursi menteri ketika memasuki era reformasi tahun 1998. Namun, perannya tetap besar sebagai tokoh senior dan penasehat bangsa. Ia sering dimintai pendapat tentang kondisi politik dan ekonomi Indonesia. Pada masa penuh gejolak itu, Frans Seda mendorong adanya demokratisasi, transparansi, dan rekonsiliasi nasional. Ia juga menekankan pentingnya dialog lintas agama agar bangsa Indonesia tidak terpecah oleh konflik SARA. Sebagai tokoh Katolik, ia menjadi jembatan yang mempererat hubungan antara pemimpin agama dan pemimpin politik. Kita dapat meneladani banyak hal dari dirinya.
Sejak muda, Frans Seda menunjukkan semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan semangat berjuang. Ia mengajarkan toleransi dan persatuan dengan menunjukkan dirinya yang selalu merangkul semua golongan. Saat menjadi menteri, ia menunjukkan kejujuran dan kepedulian sosial di mana ia bekerja untuk rakyat, bukan untuk dirinya sendiri. Dari perjalanan hidupnya, ia memberi contoh konkrit dalam bekerja keras, tekun, dan bijaksana. Semua nilai tersebut membuatnya dihormati banyak orang. Hal-hal yang telah ia kontribusikan terhadap masyarakat juga sejalan dengan isi kitab suci.
Ia menerapkan kasih kepada sesama (Matius 22:39), berlaku jujur (Amsal 12:22), dan peduli pada kesejahteraan orang lain (Lukas 6:36). Bahkan cintanya pada tanah air selaras dengan firman Tuhan yang meminta umat-Nya untuk mengusahakan kebaikan bagi negeri tempat tinggal mereka (Yeremia 29:7). Nilai-nilai ini tidak hanya berguna bagi kehidupan berbangsa, tetapi juga memperlihatkan bagaimana iman bisa diwujudkan dalam tindakan nyata. Dengan semangat cinta tanah air, toleransi, dan persatuan, Frans Seda membuktikan bahwa perjuangan politik dan sosial juga bisa menjadi wujud pengamalan kasih Tuhan. Maka dari itu, keteladanan Frans Seda bukan hanya penting secara nasional, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai moral yang luhur sesuai dengan ajaran iman. Selain sejalan dengan isi kitab suci, semangatnya juga sangat relevan dengan ajaran Santo Vinsensius A Paulo, sebuah tokoh Katolik yang menekankan kesederhanaan dan pelayanan tanpa pamrih.
Frans Seda menunjukkan kepedulian sosial lewat kebijakannya yang berpihak pada rakyat, serta kerendahan hati dengan selalu merangkul semua golongan. Dengan begitu, perjuangannya tidak hanya berarti bagi sejarah Indonesia, tetapi juga menjadi teladan hidup yang selaras dengan semangat Vinsensian dalam mengasihi dan melayani sesama.
Dari perjalanan hidup Frans Seda, dapat kita teladani bahwa kita tidak harus turut serta dalam bersenjata untuk menjadi pahlawan. Kita dapat menjadi pahlawan dengan turut menyumbangkan ide, semangat juang, dan tindakan konkrit yang ditunjukkan ke masyarakat. Nilai-nilainya mengenai toleransi, semangat kemerdekaan, dan kejujuran juga relevan hingga masa kini, terutama untuk generasi Indonesia yang mendatang. Dengan semangatnya, kita diajak untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan kita serta untuk selalu mengabdikan diri kepada negara.
Leave a Reply