Pada tanggal 25 September 2025, kelas XII B1 SMAK St. Louis 1 Surabaya mengikuti penilaian pelajaran bahasa mandarin berupa permainan mahjong dan demonstrasi pengolahan makanan mandarin yang telah dimodifikasi. Penilaian ini diikuti oleh seluruh siswa-siswi XII B1 SMAK St. Louis 1 dan diawasi oleh Lao Shi Budi selaku guru mata pelajaran mandarin XII B1.
Kegiatan ini diawali dengan penataan meja untuk memasak dan meja untuk permainan mahjong di area pohon cinta. Setelah itu, siswa-siswi membagi diri untuk melakukan tugasnya masing masing seperti memasak, presentasi, bermain mahjong, dan lain-lain. Makanan yang diangkat oleh kelas XII B1 adalah mie kwantong yang berasal dari Provinsi Guangdong, China. Mie kwantong adalah mie kering yang disirami dengan kuah capcay, memberikan cita rasa unik dari gabungan mie kering yang crispy dan gurih dengan kuah capcay yang hangat dan lezat. Kelas XII B1 memilih mie kwantong karena makanan ini masih jarang didengar oleh masyarakat umum, jadi mereka ingin memperkenalkan masakan lezat ini ke orang-orang sekitar sinlui.
Proses memasak berjalan dengan lancar dan menyenangkan. “Saya sangat menikmati proses memasak mie kwantong ini, karena tidak terlalu mudah maupun sulit. Saya juga sempat mencicipi mie kwantong masakan saya dan memang rasanya lezat,” tutur Clarissa Ashley, salah satu juru masak XII B1 pada acara tersebut. Selain Clarissa, juga1 ada Christopher Clarence yang menjadi kepala juru masak kedua. “Resep mie kwantong ini adalah resep turun temurun dari nenek saya, dan memang rasanya sangat enak dan otentik,” tuturnya. Selain para kepala juru masak, juga ada teman-teman lain yang ikut membantu proses memasak ini. Mereka membantu menyiapkan alat dan bahan seperti meja dan kompor serta memotong-motong kondimen sebelum dimasak.
Di samping meja masak, ada meja khusus untuk presentasi makanan. Meja ini dihiasi dengan berbagai ornamen dan hiasan hiasan beraksen Tionghoa yang menarik dan indah. Ornamen-ornamen tersebut dibawa oleh anggota kelas B1 yang berbaik hati untuk memberikan hiasan-hiasan mereka dari rumah. Meja ini dijaga oleh 3 murid yang juga bertugas mempresentasikan masakan mie kwantong yaitu Jessica Cuaca, Alexsandra, dan Christopher. Menariknya, mereka mengenakan pakaian tradisional China lengkap dengan aksesoris-aksesoris yang mendukung. Ada yang memang memiliki pakaian tradisional tersebut, dan ada juga yang rela menyewa pakaiannya. Hal ini menunjukkan keseriusan mereka dalam mengikuti kegiatan pelajaran mandarin ini. “Saya memang punya pakaian tradisional China dari dulu, lalu saya susulkan ide ke Hansel untuk menggunakan pakaian tradisional China saat presentasi dan hasilnya diacc, jadi ya sudah kami para presenter sepakat pakai baju tradisional semua,” tutur Alexsandra atau yang biasa dipanggil Sansan.
Setelah makanan selesai dimasak, guru-guru penilai mulai datang untuk mencicipi dan menilai mie kwantongnya. Para guru tampak antusias mencicipi makanan yang telah dibuat dan sebagian besar dari mereka memberikan komentar positif. “Saya baru tahu ada yang nama nya mie kwantong, dan ternyata ini enak sekali, seperti mie kering disiram capcay,” ujar salah satu guru.
Selain kegiatan memasak, ada juga kegiatan permainan mahjong. Sebelum mengikuti kegiatan permainan mahjong di acara ini, murid-murid B1 telah terlebih dahulu belajar dan melakukan turnamen mahjong internal di dalam kelas. Para pemenang turnamen tersebutlah yang bermain di penilaian mandarin tanggal 25 September. Permainan ini berlangsung dengan sengit. Para pemain tetap konsentrasi dan fokus tanpa terdistraksi murid-murid lain yang sedang memasak. Salah satu murid pemain mahjong yaitu Melvin Carter Sugianto mengatakan bahwa mahjong memiliki memory yang membekas di benaknya. “Saya dulu sering bermain mahjong saat di Kalimantan bersama kakek nenek saya, jadi bermain mahjong bersama teman-teman saya sedikit mengingatkan saya tentang kakek nenek saya di Kalimantan,” ujar Melvin.




Leave a Reply