Esai “J.B.Sumarlin” – kelompok 2

J.B. Sumarlin

oleh: Kelompok 2

 

Johannes Baptista Sumarlin, atau yang biasa disingkat J.B. Sumarlin, merupakan salah seorang ekonom Indonesia yang pernah memegang berbagai jabatan penting di bidang ekonomi. Ia lahir pada 7 Desember 1932 di Nglegok, Blitar, Jawa Timur, Hindia Belanda, dan wafat pada tahun 2020 di Jakarta. Dalam kehidupan pribadinya, beliau menikah dengan Theresia Yostiana Soedarmi dan dikaruniai lima orang anak. Kehidupan keluarganya yang harmonis menjadi penopang penting dalam perjalanan kariernya.

Sejak muda, Sumarlin dikenal sebagai pribadi yang tekun belajar dan bercita-cita mengabdi kepada bangsa. Pada periode 1973 hingga 1993, ia memegang sejumlah jabatan strategis, antara lain Ketua BPK, Menteri Keuangan, Ketua Bappenas, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.

Karier Sumarlin cemerlang, baik di bidang akademik maupun pemerintahan. Ia memulai kiprahnya sebagai dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, kemudian menjadi guru besar pada tahun 1979. Dalam pemerintahan Orde Baru, ia dipercaya menduduki berbagai posisi penting. Integritasnya membuatnya dikenal sebagai pejabat yang disiplin dan berani. Salah satu kisah yang terkenal adalah tindakannya menyamar demi memberantas pungutan liar.

Dari perjalanan hidupnya, J.B. Sumarlin terbukti sebagai tokoh bangsa yang memberi kontribusi besar dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Perjuangannya dari latar belakang sederhana hingga menjadi pejabat tinggi negara menunjukkan bahwa kerja keras, pendidikan, dan integritas mampu mengantarkan seseorang pada kesuksesan serta meninggalkan warisan berharga bagi generasi berikutnya.

2.a. Peran tokoh dalam perjuangan kemerdekaan dan reformasi Indonesia

J.B. Sumarlin memang tidak langsung terlibat dalam perjuangan fisik kemerdekaan, karena beliau lahir tahun 1932. Namun, pada masa Orde Baru dan setelahnya, ia berperan dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia melalui kebijakan fiskal, moneter, serta pengelolaan keuangan negara. Perannya membantu memperkuat pembangunan nasional yang menjadi bagian penting dari pengisian kemerdekaan.

2.b. Nilai-nilai yang dapat diteladani dari tokoh

  • Kerja keras dan kedisiplinan: dari latar belakang sederhana hingga mencapai posisi menteri.
  • Integritas: berani melawan praktik pungutan liar dengan turun langsung menyamar.
  • Dedikasi pada bangsa: menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi.
  • Komitmen pada pendidikan: aktif mengajar dan menjadi guru besar, membagikan ilmunya kepada generasi muda.

2.c. Analisis nilai-nilai berdasarkan Kitab Suci
Nilai-nilai yang diteladani Sumarlin selaras dengan ajaran Kitab Suci, misalnya:

  • Kejujuran dan kebenaran (Amsal 12:22 – “Orang yang dusta adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi orang yang berlaku setia dikenan-Nya”).

  • Kerajinan dan kerja keras (Kolose 3:23 – “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia”).

  • Pelayanan kepada sesama (Markus 10:45 – “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani”).

2.d. Relevansi nilai-nilai tersebut dengan nilai-nilai Vincensian

Nilai Vincensian menekankan kasih, kerendahan hati, dan pelayanan kepada yang miskin serta lemah. Integritas, dedikasi, dan keberanian J.B. Sumarlin dalam mengabdi kepada bangsa mencerminkan semangat Vincensian, khususnya dalam aspek:

  • Pelayanan: mengutamakan kesejahteraan rakyat melalui kebijakan ekonomi.
  • Integritas dan keadilan: menegakkan aturan tanpa pandang bulu.
  • Kerendahan hati: bersedia turun langsung ke lapangan untuk melihat persoalan rakyat.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *